{ jejakjurnalis.com } Kota Batu | Semerbak aroma wewangian dupa serta kemenyan gaharu bersamaan dengan asap mengepul membumbung tinggi menggapai ujung langit.
Aksi dramatis di perankan oleh Kelompok Teater “Spirit Javanist Art” Beranggotakan lima orang seniman perupaan yang kesemuanya asli warga kecamatan pujon kabupaten malang. Adalah Masjidil Ghofur, Yusuf Andika, Laksono Prima Rahmadadi, Candra Irawan dan Dhiki Dian. Mereka berlima menyampaikan pesan yang penuh makna Filosofis, bertemakan “Dulur Papat Limo Pancer”
Dalam rangka pembukaan pameran Seni Rupa kelompok Woejoed yang ke delapan bertempat di gedung balai desa Ngroto kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Selain menggeluti dunia seni peran teater mereka berlima juga aktif dalam kegiatan melukis sebagai hobi sekaligus sebagai bentuk Ekspresi Jiwa yang di tuangkan dalam bentuk goresan-goresan di atas Kanvas lukis.
Selain Wahyu Kolosebo, ada kidung lain karya Sunan Kalijaga yang memuat istilah Sedulur Papat Kelimo Pancer pada usia abad 15-16. Dalam Suluk Kidung Kawedar, Kidung Sarira Ayu, pada bait 41 dan 42 tertulis Sedulur Papat Kelimo Pancer.
Sedulur papat limo pancer dipercaya sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam diri manusia, terdiri dari empat hal dan ke lima hal sebagai berikut.
Kakang sawah atau yang disebut air ketuban adalah air yang membantu manusia untuk lahir ke bumi. Karena air ketuban keluar pertama kali, maka masyarakat Jawa menyebutnya sebagai Kakang, atau yang berarti Kakak.
Adi ari-ari atau disebut plasenta. Adi dalam bahasa Indonesia berarti adik, yakni sebutan untuk ari-ari yang keluar setelah bayi dilahirkan.
Getih dalam bahasa Indonesia berarti darah. Yakni, hal yang utama pada ibu dan bayi. Dimana saat berada dalam kandungan, bayi juga dilindungi oleh getih.
Puser atau pusar berarti tali plasenta. Dalam pengertian ini artinya, antara ibu dan bayi dihubungkan dengan tali pusar yang membuat mereka semakin kuat. Selain itu, tali pusar juga lah yang menjaga kelangsungan hidup si bayi karena telah mengalirkan nutrisi dari ibu untuk bayinya saat berada di dalam kandungan.
Pancer bisa disebut juga sebagai wadah tubuh yang berarti diri sendiri. Hal kelima ini merupakan pusat kehidupan yang utama ketika manusia lahir ke bumi. Masyarakat Jawa percaya bahwa sebagai manusia, kita harus menyelaraskan kelima hal itu agar menjadi satu kesatuan yang utuh.
Menurut Ketua Theater Spirit Javanist Art Masjidil Ghofur Penampilanya kali ini adalah sebagai bentuk Uri-uri Budaya Jawa.
Sekaligus juga menawarkan warisan leluhur sebagai bentuk Kearifan Lokal.
” Ini adalah salah satu bentuk kepedulian kami berlima dalam menghargai Kearifan Lokal serta memahami nilai-nilai Filsafat Jawa yang Adi Luhung dan juga sebagai bentuk upaya kami untuk mempertahankan warisan Leluhur yang tertuang dalam membantu pesan melalui bahasa gerak tubuh Teater”. Jelas Ghofur.
Asirep rapet maring geni lan sinar, Ingsung maring pepeteng bali mring pepadang.
Kadyo Purwaning Dumadi ing alam luwung sajroning gua garbaku sedulur papat limo pancer tumekaning kumanthil ati tapaning Biyung Kakang Kawah Ade Ari-ari kiblat papat nyawiji mring kersaning Gusti.
{Ags}