Sidoarjo, Jejakjurnalis .com,- Peristiwa dugaan perselingkuhan yang melibatkan oknum perangkat Desa Ploso, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, memicu reaksi cukup keras dari LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Sidoarjo.
Merespons laporan tersebut, pada Rabu, (19/02/2025) DPD LSM LIRA Sidoarjo, yang dipimpin Bupati LIRA, Winarno, ST, SH, M.Hum, dan Wakil Bupati LIRA, Kasan Munasir, SH, bergerak cepat dan langsung menemui Camat Wonoayu, Drs. Imam Mukri Afandi, guna menuntut tindakan yang tegas terhadap oknum perangkat desa yang terlibat.
Kasus ini bermula dari laporan warga Desa Ploso bernama Iin, yang mendapati suaminya, Mohammad Riduan, seorang perangkat Desa Ploso, terlibat dalam dugaan perselingkuhan dengan seorang wanita bernama Fitri Heriyanti.
Kedua terduga pelaku kedapatan berada di kamar kos di Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, pada Rabu, 22 Januari 2025, sekitar pukul 08.00 WIB. Peristiwa ini disampaikan warga kepada LSM LIRA Sidoarjo, tercatat dalam surat laporan dengan nomor registrasi Reg. No. 357/70/437.7.9.11.2025.
Dalam pertemuan dengan Camat dan Sekcam Wonoayu, Kasan Munasir, SH, mengutuk dan mengecam dengan keras tindakan amoral yang dilakukan oleh Mohammad Riduan, yang menurutnya telah mencoreng citra dan integritas seorang perangkat desa.

Kasan menilai seorang perangkat desa seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, bukan justru melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik desa dengan tindakan amoral yang tidak patut.
“Kami menuntut agar Camat Wonoayu segera menindak tegas oknum perangkat Desa Ploso ini dengan memberikan surat peringatan atau sanksi administratif yang jelas dan menjadi pegangan agar tidak terulang dimasa mendatang,” tegas Kasan.
Menanggapi peristiwa tersebut, Bupati LIRA Sidoarjo, Winarno, ST, SH, M.Hum, menekankan, tindakan perselingkuhan ini sangat tidak pantas dilakukan oleh pejabat publik. Selayaknya mereka jadi panutan yang baik tidak seperti yang terjadi saat ini, tindakan memalukan.
“Kami berharap Camat Wonoayu tidak ragu memberikan sanksi yang tegas kepada oknum tersebut, agar dapat memberikan efek jera dan menjadi pelajaran bagi pejabat desa lainnya,” ujarnya.
Menanggapi desakan LSM LIRA, Camat Wonoayu, Drs. Imam Mukri Afandi, M.Si, mengambil sikap yang hati-hati dengan mengutamakan mediasi. Pihaknya telah melakukan pemanggilan terhadap para pihak yang terlibat kasus tersebut.
Ia memberikan tempo waktu selama satu minggu kepada Mohammad Riduan untuk memberikan klarifikasi terkait dugaan perselingkuhan yang dilakukan perangkat tersebut. Kita saat ini masih menunggu kabar usai pemanggilan kepada mereka.
“Saya tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan. Kami masih memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan memberikan penjelasan. Namun, jika dalam waktu yang telah diberikan tidak ada klarifikasi yang memuaskan, sanksi administratif hingga tindakan lebih lanjut ke Inspektorat bisa saja diambil,” ujar Imam dengan tegas.
Camat Wonoayu ini juga menyatakan bahwa langkah mediasi ini dilakukan untuk lebih memahami dan mengetahui persoalan yang terjadi demi menjaga stabilitas dan ketertiban di lingkungan pemerintahan desa.
Imam menegaskan agar tidak terjadi kegaduhan yang bisa lebih meluas di masyarakat pihaknya tidak akan segan-segan untuk mengambil tegas terkait adanya dugaan perselingkuhan tersebut.
Kasus perselingkuhan perangkat desa ini mendapatkan sorotan tajam masyarakat mengingat pentingnya integritas dan moralitas para pejabat publik yang seharusnya menjadi panutan.
LSM LIRA Sidoarjo berharap kasus ini segera dapat diselesaikan dengan adil dan transparan. Hal tersebut menjaga kepercayaan diri masyarakat terhadap pejabat pemerintahan desa.