Sidoarjo, Jejakjurnalis.com,- Desa Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, menggelar tradisi Nyadran atau Petik Laut. Salah satu bagian dari ritual tahunan “Ruwat Desa” yang pada tahun 2025 ini bertemakan “Banjar Kemuning Bersholawat”.
Acara nyadran berlangsung meriah pada Sabtu (22/2/2025) mulai pukul 10.00 WIB, diikuti sekitar 100 perahu nelayan dan ratusan warga Desa Banjar Kemuning yang turut menyemarakkan kegiatan melarung sesaji hasil bumi ke tengah laut.
Ritual nyadran ini dilaksanakan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan rezeki melimpah dari hasil laut dan memohon keselamatan, kemakmuran masyarakat, serta uri-uri budaya warisan leluhur.
Acara tersebut tersebut diawali dengan prosesi arak-arakan sesaji dan gunungan hasil bumi, mulai dari Balai Desa Banjar Kemuning menuju dermaga. Kemudian dibawa ke tengah laut menggunakan perahu.
Diiringi doa khusyuk sesaji kemudian dilarung di tengah laut sebagai simbol harapan agar nelayan selalu dilimpahi rezeki dan keselamatan selama melaut.

Hadir dalam acara nyadran tersebut Hj. Sriatun yang mewakili Bupati Sidoarjo Subandi, jajaran Forkopimca, Kepala Desa se-Kecamatan Sedati, BPD, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Hj. Sriatun sekaligus istri Bupati Sidoarjo Subandi, menyampaikan apresiasinya kepada warga Banjar Kemuning atas terselenggaranya tradisi nyadran tahun ini. Ia juga berharap agar kegiatan seperti ini terus dilestarikan sebagai bagian dari identitas budaya lokal yang memiliki nilai religius tinggi.
“Tradisi ini tidak hanya melestarikan budaya leluhur, tapi juga mengingatkan kita untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya, terutama hasil laut yang menjadi sumber utama mata pencaharian warga di sini,” ujar Sriatun.
Ia juga minta maaf akan ketidakhadiran Bupati Sidoarjo H. Subandi dalam acara nyadran tahun ini dikarenakan sedang mengikuti program retreat untuk Kepala Daerah di Magelang. Beliau juga minta doa agar selama Bupati mengikuti acara tersebut diberikan kesehatan.
Kepala Desa Banjar Kemuning, Zaenal Abidin, menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung, mengikuti dan mensukseskan kegiatan nyadran.
“Nyadran adalah momen penting bagi warganya. Ini adalah wujud syukur dan harapan kami, agar kehidupan warga Desa Banjar Kemuning terus sejahtera, dan diberi keselamatan selama mencari nafkah di laut, serta hasil laut yang semakin melimpah,” ucap Zaenal Abidin.
Ia menegaskan bahwa tradisi ini akan terus dilaksanakan setiap tahunnya guna menjaga keberlangsungan ritual budaya yang telah diwariskan para leluhur. Selain itu kegiatan ini menjadi perekat silaturahmi antar warga serta menjadi kebanggaan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan leluhur.
Pada malam harinya dilanjutkan acara pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Tejo Sulistiono. Acara wayang kulit tersebut menjadi hiburan sekaligus penutup dari rangkaian kegiatan nyadran yang sakral dan penuh makna.