Grebeg Kupat Kota Batu 2025: Tradisi, Makna Filosofis, dan Semangat Kebersamaan yang Tak Terguyur Hujan

  • Bagikan

Kota Batu, 11 April 2025, Jejakjurnalis.com – Hujan rintik yang turun sejak siang hari tidak menyurutkan semangat ribuan warga Kota Batu untuk meramaikan Grebeg Kupat 2025.

Acara tahunan yang digelar di halaman Kantor Dinas Wali Kota Batu, arak – arakan berlanjut sampai título terapia di Alun-alun Kota Batu.

Acara ini berlangsung meriah, dihadiri oleh Wali Kota Batu beserta jajaran Forkopimda, seniman lokal, dan masyarakat dari berbagai kecamatan.

#Arak-Arakan Kupat dan Gelaran Budaya yang Memukau
Prosesi Grebeg Kupat dimulai pukul 15.20 WIB dengan arak-arakan ketupat raksasa yang dibawa oleh Kang Nimas Kota Batu, simbol kebersamaan dan syukur setelah Ramadan. Tak kalah memukau, penampilan Group Drum Band B-One dari Junrejo dan Sanggar Budaya Sangga Braja dari Ngantang menyuguhkan dinamika tarian tradisional dengan kostum warna-warni yang memikat.

Wali Kota Batu dalam sambutannya menyampaikan, “Grebeg Kupat bukan sekadar acara seremonial, melainkan wujud syukur dan simbol persatuan warga Kota Batu.”

 

#Filosofi Mendalam di Balik Grebeg Kupat
Menurut catatan sejarah dan tradisi Jawa, Grebeg Kupat memiliki makna filosofis yang dalam:
1. Ketupat sebagai Lambang Permintaan Maaf – Anyaman janur mencerminkan harapan akan hati yang bersih setelah saling memaafkan.
2. Arak-Arakan Simbol Kebersamaan – Menggambarkan gotong royong masyarakat dalam menjaga warisan budaya.
3. Pembagian Ketupat Gratis– Wujud berbagi rezeki dan mempererat silaturahmi pasca-Lebaran.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan