Surabaya, Jejakjurnalis.com,- Spirit Sofar 1447 Hijriyah terdengar dalam lantunan dzikir yang menggema indah dari Pondok Pesantren Ma'had Nurul Qur'an Alqolam (MNQ-Alqos), berbisik lirih mengisi ruang hati setiap insan.
Pondok Pesantren di tengah Jl. Mleto No. 15, Sukolilo, Surabaya, memancarkan cahaya spiritual yang menyejukkan hati mengingatkan kita akan hakikat hidup hakiki agar selalu berusaha menghindari kerusakan dan menebar kebaikan.
KH. M. Ali Misbahul Munir, Pimpinan sekaligus pengasuh pondok menuturkan, momentum bulan Sofar 1447 Hijriyah ini menjadi waktu yang tepat untuk kembali merenungi arah hidup dan nilai-nilai kemaslahatan dalam kehidupan umat.
Apalagi dalam dunia yang penuh dengan dinamika, seringkali manusia lebih cepat menyulut persoalan daripada untuk menawarkan solusi tepat guna kebaikan bersama.

Sebuah pesan singkat namun mendalam disampaikan KH. M. Ali Misbahul Munir, dalam sebuah kajian di Ahad pagi 27 Juli 2025,
“Jangan membuat masalah. Berusahalah menebar maslahah”
Kalimat pendek ini seakan mengetuk hati setiap muslim untuk selalu mawas diri, untuk tidak menjadi bagian dari kerusakan, tetapi justru menjadi sumber kebaikan dan manfaat bagi orang lain.
Bila direnungkan lagi lebih dalam, maka pesan moral yang tertuang mengandung makna tentang perubahan, introspeksi dan langkah-langkah menuju perbaikan diri.
Dalam Islam, maslahah berarti segala sesuatu yang membawa kemanfaatan, menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Dan itu adalah ruh dalam syari'at.
Syariat Islam sendiri berdiri di atas prinsip maslahah. Ketika seseorang menjauhi perbuatan yang merugikan, dan memilih menebar manfaat di situlah ajaran Islam hidup dan berfungsi nyata dalam setiap nadi kehidupan sosial.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf 56 yang berbunyi:
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. Al-A’raf: 56).
Spirit Sofar 1447 H, disampaikan Kyai M. Ali Misbahul Munir, sebagai petunjuk meraih harapan akan bimbingan Ilahi. Agar disetiap langkah hidup senantiasa dipenuhi keberkahan dan keselamatan baik di dunia dan akhirat.
Untuk informasi lainnya simak di: http://Jejakjurnalis.com
Dalam doanya yang khusyuk dan penuh harap, dilantunkan:
"Ya Robbana, Ya Robbana, Ya Robbana, Ya Robbana, Ya Hadi, Ya Rosyid, Ya Muhaimin, Ya Salam, Ya Lathif, Ya Hafidz. Senantiasa bimbing, jaga dan selamatkan kami semua. Birohmatika Ya Arhamar Rohimin".
Sebuah permohonan tulus yang tidak hanya menjadi ritual, tetapi juga sebagai bentuk ketundukan total bahwa segala urusan hidup harus dikembalikan kepada-Nya, Sang Pengatur segala.
Allah adalah Al-Hadi, yang maha memberi petunjuk, Ar-Rosyid, maha membimbing dengan Hikmah, dan As-Salam, sumber kedamaian.
Bulan Sofar sering dipandang sebagian masyarakat sebagai waktu yang penuh ujian, namun KH. M. Ali Misbahul Munir mengajak untuk membalikkan stigma itu dan menjadikan Sofar itu sebagai bulan untuk peningkatan amal dan ibadah bukan ketakutan.
Mari isi hari-hari Sofar ini dengan niat yang baik, langkah yang penuh manfaat, dan hati bersih dari hasrat menciptakan masalah. Karena dalam setiap langkah hidup, kita sedang ditulis dalam catatan amal.
Pastikan tinta yang tertulis di buku amal adalah catatan kebaikan. Sesungguhnya sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi sesama. Jadilah pembawa maslahah di mana pun kita berada.
Catatan dakwah:
KH. M. Ali Misbahul Munir
Pengasuh Pondok Pesantren Ma’had Nurul Qur’an Alqolam (MNQ-Alqos), Surabaya.