Kota Batu, Jejakjurnalis.com,- Gunung Buthak, Panderman dan Bokong kembali dibuka untuk umum sejak hari Jumat (4/9/2025). Namun, pembukaan ini bukan sekadar kabar gembira, melainkan juga peringatan keras bagi pendaki untuk selalu mematuhi aturan.
Pasalnya, tragedi tersesatnya seorang pendaki asal Sidoarjo beberapa waktu lalu masih menjadi catatan kelam yang tak boleh terulang kembali.
Kuota Pendaki dan Antusiasme Tinggi
Pengelola menerapkan sistem kuota 1.000 pendaki per hari. Dalam dua hari pertama, antusiasme langsung melonjak hingga 3.500 pendaki, dengan rincian 2.000 ke Gunung Buthak dan 1.500 ke Panderman-Bokong.
Menurut pengamat komunitas pendaki, Singeh (Akbar), lonjakan ini dipicu rasa penasaran publik.
“Banyak yang ingin tahu lokasi penemuan dan jalur pencarian yang sempat ramai diberitakan,” ungkapnya.

Fasilitas Baru dan Penambahan Pos
Untuk mencegah insiden serupa terjadi kembali pengelola menambah fasilitas berupa rambu-rambu jalur resmi yang dipasang lebih rapat di titik rawan, serta ada pos baru antara Pos 3 dan Sabana.
Area camp pun kini dipetakan lebih jelas agar pendaki tak lagi kebingungan saat bermalam. Selain itu ditambah fasilitas jamban portable dan kamar mandi portable agar tidak lagi bingung saat BAB dan BAK di lokasi.
Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Ahmad Saifudin, menegaskan bahwa langkah ini bagian dari upaya total pengelola dalam memberikan rasa nyaman dan aman dilokasi wisata.
“Semua jalur resmi sudah ditandai, fasilitas kami tambah, tinggal bagaimana pengunjung ataupun pendaki disiplin mengikuti arahan,” katanya.
Etika dan Kearifan Lokal Ditekankan
Lebih dari itu, Ahmad juga menegaskan pentingnya etika. Pendaki diwajibkan membawa sampah turun dan menghormati area sakral yang diyakini masyarakat sekitar.
Baca juga: Ritual Prapatan Gunung Buthak Lestarikan Alam dan Tradisi
“Hutan adalah ruang hidup, ada aturan tak tertulis yang harus dipatuhi. Kita tamu di alam, jangan bertindak semaunya,” tegasnya.
Pesan ini, menurut pengelola, sama pentingnya dengan aturan teknis. Sebab, keselamatan pendakian juga ditentukan oleh sikap hormat pendaki terhadap alam dan budaya lokal.
Tanggung Jawab Kolektif
Pembukaan kembali jalur Buthak dan Panderman menjadi momentum baru. Namun, pengelola mengingatkan bahwa fasilitas bukan jaminan jika pendaki mengabaikan aturan.
“Pendakian yang aman adalah tanggung jawab kita semua. Kalau disiplin dan etika dijalankan, gunung akan tetap lestari, dan kita semua bisa pulang dengan selamat,” pungkas Ahmad.
Babe Teguh