Batu, Jejakjurnalis.com,- Pemasangan rambu di Gunung Panderman akhirnya menjadi jawaban atas keluhan klasik para pendaki yang kerap tersesat di jalur pendakian.
Selama ini, jalur menuju puncak gunung yang terletak di Kota Batu itu kerap membingungkan, terutama bagi pendaki pemula yang turun di malam hari.
Kini, pengelola secara resmi telah melakukan pemasangan rambu-rambu petunjuk di sepanjang jalur, khususnya di titik-titik kritis yang selama ini menjadi sumber kebingungan dan laporan tersesat.
“Ini adalah jawaban kami untuk keluh kesah pendaki selama ini,” ujar Singgeh Akbar, salah satu pengelola tiket pendakian Gunung Panderman, dengan nada lega.
Ia mengakui, laporan tentang pendaki yang salah jalur sudah seperti kejadian rutin setiap akhir pekan.
“Setiap kali ada pendaki yang turun malam, kekhawatiran itu selalu ada. Sekarang, kami sudah bertindak,” tambahnya.

Rambu-rambu yang baru terpasang ini bukan sekadar penunjuk arah. Mereka hadir sebagai “penyelamat bisu” bagi para pendaki yang mencari jalan di tengah kabut atau kegelapan malam.
Baca juga: Selokurung dan Omah Tepus, Basecamp Pendakian Kelas Hotel
Selain memberi arah, rambu tersebut juga menyampaikan pesan tentang keteraturan dan keselamatan.
Di dalamnya tercantum berbagai informasi penting, mulai dari batas wilayah ojek, jarak tempuh antarpos, hingga peringatan larangan berkemah di area tertentu yang rawan longsor atau tergelincir.
Sebagai bentuk perhatian lebih terhadap keselamatan, setiap rambu dilengkapi reflektor cahaya. Inovasi kecil ini menjadi detail yang paling diapresiasi para pendaki.

Ketika sinar senter atau lampu kepala memantul di permukaannya, rambu-rambu itu akan tampak berkilau dari kejauhan, memandu langkah dengan aman bahkan di jalur paling gelap sekalipun.
Menurut pengelola, inisiatif pemasangan rambu ini merupakan hasil dari proses penataan internal basecamp Panderman yang dilakukan secara bertahap.
Setelah administrasi dan tata kelola pendakian dibenahi, fokus kini diarahkan pada peningkatan aspek keselamatan.
“Semua ini demi mereka. Keamanan dan kenyamanan pendaki adalah harga mati. Dengan rambu ini, kami berharap mereka pulang dengan senyum, bukan dengan cerita horor karena tersesat,” tegas Singgeh.
Langkah ini menjadi titik terang bagi dunia pendakian di Batu. Panderman kini tidak hanya dikenal karena panorama indah dan jalurnya yang menantang, tetapi juga karena komitmen pengelolanya dalam menjaga keselamatan pengunjung.
Dengan adanya rambu-rambu baru, Gunung Panderman menjelma menjadi jalur pendakian yang lebih ramah, aman, dan tertib sebuah contoh nyata bahwa keindahan alam seharusnya selalu berjalan seiring dengan tanggung jawab.