Sidoarjo, Jejakjurnalis.com,- Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menjadi kekuatan baru dalam mempercepat gerakan dalam upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menekan angka stunting melalui prinsip pencegahan ABCDE.
Pemkab Gandeng Muslimat NU Jadi Mitra Utama
Dalam mempercepat hal itu Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menggelar Gerakan Cegah Stunting bagi Muslimat NU di Pendopo Delta Wibawa, pada Kamis (13/11/2025).
Program tersebut dirancang guna memperkuat edukasi kesehatan bagi keluarga, khususnya bagi ibu muda dan calon ibu, yang menjadi garda terdepan dalam mencegah stunting sejak dini.
Sebanyak 265 kader Muslimat NU dari seluruh cabang hadir sebagai peserta. Pemerintah menilai organisasi perempuan terbesar di Indonesia ini memiliki jaringan akar rumput yang kuat dan kedekatan sosial yang berpengaruh langsung pada pola asuh keluarga.
Stunting Mengancam Kualitas Generasi Sidoarjo
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr. Lakhsmie Herawati Yuwantina, M.Kes membuka kegiatan sambil menegaskan bahwa stunting tetap menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa stunting bukan sekadar urusan tinggi badan pendek, tetapi berdampak pada kecerdasan, daya saing, dan produktivitas generasi mendatang.
Menurutnya, anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap penyakit, keterlambatan perkembangan, dan kesulitan akademik. Jika tidak dicegah, kualitas sumber daya manusia di masa depan akan terpengaruh signifikan.
Angka Stunting Sidoarjo Naik, Pola Asuh Jadi Faktor Utama
Merujuk data SKI dan SSGI 2023–2024, prevalensi stunting di Sidoarjo meningkat dari 8,4% menjadi 10,6%. Peningkatan ini menjadi alarm bahwa intervensi komprehensif harus terus diperkuat.
Baca juga: Dukung Pelayanan Desa, Pemkab Sidoarjo Fasilitasi Website
Dr. Lakhsmie menyoroti pola asuh keluarga sebagai faktor paling dominan. Minimnya konsumsi protein hewani, kurangnya kunjungan ke posyandu, rendahnya kepatuhan minum tablet tambah darah, serta ketidakteraturan pemeriksaan kehamilan masih banyak ditemukan di lapangan.
Peran Muslimat NU Dianggap Paling Efektif
Pemerintah mengakui keberadaan Muslimat NU sebagai mitra strategis dalam menggerakkan perubahan perilaku masyarakat.
Dengan basis massa besar, kader yang tersebar hingga tingkat desa, serta kedekatan dengan kelompok ibu muda, Muslimat NU dinilai sebagai organisasi yang tepat untuk memperkuat edukasi kesehatan.
Simak juga: https://www.instagram.com/reel/DQ80kGdET1C/?igsh=Y3Q2YjE0ZHpzMGx3
“Muslimat NU telah lama mendampingi masyarakat. Peran mereka sangat besar dalam memperkuat pola hidup sehat dan pola asuh yang benar,” kata dr. Lakhsmie.
Ia juga menyampaikan apresiasinya atas konsistensi gerakan Muslimat NU dalam mendukung program pemerintah.
ABCDE, Prinsip Pencegahan yang Mudah Dipahami
Dalam kegiatan tersebut, Dinas Kesehatan memperkenalkan prinsip ABCDE sebagai pedoman pencegahan stunting yang dapat dipraktikkan langsung di tingkat keluarga:
A – Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil.
B – Bumil rutin periksa ke fasilitas kesehatan minimal enam kali.
C – Cukupi konsumsi protein hewani sebagai kebutuhan gizi sehari-hari.
D – Datang ke posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhan anak.
E – Eksklusif ASI enam bulan, diteruskan hingga usia dua tahun dengan MP-ASI tepat.
Kader perempuan NU diharapkan dapat menjadi penyampai pesan-pesan yang konsisten kepada masyarakat, mengingat kadernya aktif mendampingi keluarga dari tahap pra-nikah hingga masa balita.
Strategi Kolaborasi Diperkuat Bersama Tokoh Daerah
Agenda juga diisi diskusi panel yang menghadirkan Ketua DPRD Sidoarjo H. Abdillah Nasih, S.M., dr. Muji Retnaning Rini, Sp.A., M.Kes dari RS Siti Hajar, dr. Erly Mawar, serta narasumber dari PC Muslimat NU.
Mereka memaparkan strategi penanganan stunting berbasis komunitas dengan pendekatan kesehatan dan sosial.
Para narasumber sependapat bahwa perubahan perilaku adalah kunci. Intervensi tidak hanya bergantung pada program pemerintah, tetapi juga harus digerakkan dari tingkat keluarga dengan dukungan organisasi perempuan.
Komitmen Bersama Menuju Generasi Sidoarjo Sehat
Kegiatan ditutup dengan pernyataan komitmen dari para kader perempuan NU untuk memperkuat pendampingan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga dengan balita.
Pemerintah berharap sinergi ini mampu menurunkan prevalensi stunting secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang.
Teguh Marsianto













