Siaptv.com – Saat nyamuk menggigit tangan Anda, tak berarti orang yang berada di sebelah Anda juga akan mendapatkan gigitan nyamuk. Faktanya, nyamuk memang pilih-pilih orang untuk digigit.
Baru-baru ini, ilmuwan menemukan alasan di balik nyamuk yang lebih tertarik hanya pada orang-orang tertentu saja.
Penelitian yang dilakukan Profesor Leslie Vosshall, ilmuwan dari Rockefeller University, itu menemukan bahwa hanya manusia yang memiliki kulit dengan kadar asam karboksilat tinggi-lah yang menjadi target gigitan nyamuk. Asam karboksilat ditemukan dalam sebum, zat berminyak yang membantu menjaga kelembapan kulit.
Vosshall menjelaskan bahwa asam karboksilat merupakan molekul besar yang sejatinya tidak terlalu menimbulkan bau. Namun, terdapat proses dalam kulit yang mengakibatkan zat tersebut menarik nyamuk.
“Bakteri menguntungkan pada kulit mengunyah asam ini sehingga menghasilkan bau khas manusia,” tutur Vosshall, seperti dilansir dari mediaonlineindonesia.id, Senin (24/10/2022).
Temuan itu dihasilkan setelah peneliti melakukan riset selama tiga tahun dengan bantuan 64 relawan. Mereka diminta menggunakan stoking nilon di lengannya selama enam jam dalam beberapa hari.
Stoking itu kemudian dikumpulkan dalam sebuah wadah yang sudah didesain oleh peneliti. Mereka lalu melepaskan nyamuk jenis Aedes aegypti ke dalam wadah tersebut untuk mengamati stoking mana yang menarik lebih banyak serangga itu.
Peneliti kemudian mendapat temuan bahwa stoking yang menarik banyak nyamuk memiliki 50 senyawa molekul yang lebih tinggi dibanding stoking milik peserta lain.
Asam karboksilat hanya salah satu bagian dari misteri di balik alasan nyamuk hanya menggigit orang tertentu. Suhu tubuh dan karbon dioksida yang dikeluarkan manusia ketika bernapas juga disebut menarik perhatian nyamuk.
Vosshall mengatakan belum diketahui dengan pasti apa yang membuat asam karboksilat menarik perhatian nyamuk. Penelitian selanjutnya, kata Vosshall, kemungkinan bakal mengeksplorasi efek pengurangan asam karboksilat pada kulit.
Vosshall juga menyarankan penggunaan produk dermatologis untuk mengurangi kadar asam karboksilat dalam kulit. Namun jangan sampai berlebihan, karena asam karboksilat juga punya manfaatnya untuk kulit.
“Anda tidak dapat menghilangkan pelembap alami dari kulit sepenuhnya, itu akan berdampak buruk bagi kesehatan kulit Anda,” tutur Vosshall.
Sementara itu, ahli dari Universitas Internasional Florida Profesor Matthew DeGennaro menyambut positif hasil penelitian tersebut.
“Studi ini jelas menunjukkan bahwa asam tersebut merupakan aspek penting,” kata DeGennaro.
DeGennaro kemudian berharap ada penelitian lebih lanjut yang mengeksplorasi mikrobioma yang hidup di kulit manusia. Penelitian itu penting untuk memahami alasan nyamuk tertarik pada senyawa tertentu dibanding yang lain. (Wicaksono)