Waktu masih menjadi mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Kasino Hadiwibowo atau yang dikenal dengan nama panggung Kasino termasuk aktif dalam berbagai kegiatan seperti kesenian, camping dan darmawisata. Kebolehannya dalam melawak dan menyanyi selalu membuat Kasino jadi menonjol dalam pergaulan sesama mahasiswa.
Tahun 1974, Kasino duduk di tingkat IV Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Saat itulah ia pertama kali mengenal seorang mahasiswi yang baru duduk di tingkat persiapan fakultas yang sama. Namanya Amarminni atau panggilan akrabnya Mieke, puteri satu-satunya dari dr. K. Makes.
Waktu itu ia berusia 26 tahun dan Mieke berusia 21 Tahun. Setahun kemudian Kasino mulai akrab dan Kasino juga sudah berani datang ke rumah gadis yang berdarah Bali dan Jawa tersebut.
Saat sering bertandang ke rumah kekasihnya inilah, sang Ibunda dari Mieke kekasihnya memintanya untuk rajin belajar agar cepat lulus. Selain itu, Ibunda Mieke juga berpesan agar sering-seringlah datang.
Dari sinilah mulai muncul lampu hijau untuk Kasino. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan. Sejak itu ia hampir setiap hari datang. Orang tua Mieke juga sudah maklum dan memang Kasino serius menjadikan Mieke sebagai teman hidupnya.
Meskipun belum selesai kuliah, tapi Kasino berani untuk menikah. Tepatnya pada 30 April 1976, Kasino dan Mieke mengadakan perkawinan. Pada saat itu juga Kasino sudah aktif menjadi penyiar radio Prambors bersama rekan-rekannya mengelola acara “Warung Kopi”.
Setelah menikah Kasino masih meneruskan kuliahnya. Ia juga diserahi manajemen klinik spesialis milik mertuanya di Rawamangun, sedang mieke langsung berhenti kuliah.
Tetapi karena kesibukan Kasino di bangku kuliah dan banyaknya order untuk melawak bersama”Warkop Prambors”, Kasino terpaksa mengundurkan diri dari tugasnya di klinik spesialis. Ia hanya mampu bekerja selama 1,5 tahun.
Kasino akhirnya menyelesaikan kuliahnya di tahun 1978. Di tahun tersebut juga nama “Warkop Prambors” mulai meroket.
Ia memang berasal dari Gombong, Jawa Tengah. Karena orangtuanya sering pindah-pindah, Kasino menyelesaikan sekolahnya di beberapa kota. Seperti SD di Bandung, SMP di Jakarta dan SMA di Cirebon.
Berikut ini adalah potret keluarga kasino d tahun 1986. Saat itu Kasino dan Mieke menetap di Jalan Kayu Putih, Jakarta Timur. Mereka dianugerahi satu-satunya putri yang saat itu berusia 10 tahun. Nama putri mereka adalah Hanna Sukmaningsih.
Sumber: Sinar Harapan, 27 Juli 1986 Halaman 8 Kolom 7-9. Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Terjilid Perpusnas RI (SKALA Team)