Sidoarjo ( Jejakjurnalis.com ) – Ada Tradisi baik yang sejak zaman dahulu diharapkan Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP dapat terus dijaga. Semisal tradisi ruwah desa atau sedekah bumi. Menurutnya banyak hal baik dari tradisi tersebut. Salah satunya doa bersama bagi kebaikan desa dan masyarakat desa itu sendiri. Menurutnya tradisi seperti ini menjadi local wisdom atau kearifan lokal yang harus terus dijaga. Hal itu ia sampaikannya saat menghadiri ruwah Desa Singkalan Kecamatan Balongbendo, Jumat, (24/2).
Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor atau Gus Muhdlor mengatakan local wisdom menjadi bagian dari budaya. Banyak nilai-nilai baik yang patut diturunkan kepada generasi muda. Untuk itu generasi muda perlu diajak ikut dalam kegiatan seperti ini. Untuk mengenalkan ruwah desa itu digelar untuk apa. Dan ada apa didalamnya. Dengan begitu mereka akan paham sejatinya ruwah desa digelar.
“Ya Jangan sampai kemudian budaya yang baik seperti ini, ruwah desa, doa bersama, ngaji bersama bagi desanya itu tidak ada yang meneruskan,”ucapnya.
Dan Gus Muhdlor sendiri khawatir generasi muda tidak mampu menjaga local wisdom yang ada. Kekhawatiran tersebut sangat beralasan. Pasalnya saat ini masyarakat dihadapkan pada gempuran digital. Menurut Gus Muhdlor, pengaruh era digitalisasi saat ini sangat luar biasa. Budaya luar dengan mudah menggeser budaya sendiri. Untuk itu generasi muda perlu dibentengi. Caranya dengan mengenalkan budaya-budaya yang baik peninggalan nenek moyangnya.
“Degradasi moral saat ini tidak terasa, dulu kalau ada anak perempuan pulang jam 10 malam itu pasti jadi gunjingan tetangga, namun tidak saat ini,”sampainya.
Oleh karenanya Gus Muhdlor meminta acara ruwah desa seperti ini dapat terus dilakukan. Anak-anak muda perlu dilibatkan. Jangan sampai hanya didominasi oleh orang tua. Ia yakin bila ruwah desa seperti ini tetap terjaga, keberkahan akan sampai pada desa dan masyarakatnya.
“Acara seperti ini harus terus diramaikan, kalau desanya banyak yang mendoakan, masyarakatnya banyak yang berdoa bagi desanya, Insha Allah desa ini akan aman, keberkahan akan hadir didesa ini dan juga hadir kepada masyarakatnya,”sampainya.
Dalam kesempatan tersebut Gus Muhdlor bangga dengan para pelaku UMKM Desa Singkalan. Produk yang ditampilkan dalam ruwah desa tersebut sangat bervariatif. Ada 16 RT yang mampu membuat berbagai produk olahan makanan dan minuman.
Kebanggaan itu juga karena program Kurma (Kartu Usaha Perempuan Mandiri) dapat diakses dengan baik oleh Desa Singkalan. Bantuan permodalan bagi kelompok usaha perempuan itu betul-betul dimanfaatkan dengan baik. Benar-benar dikelola untuk berusaha. Itu dibuktikan dengan berbagai produk UMKM yang dihasilkan dari program Kurma.
“Bantuan permodalan dari program Kurma disini berjalan dengan baik, terlihat berbagai display produk dari usaha perempuan mandiri di desa ini, itu hasil modal awal yang kita berikan melalui program Kurma,” ujarnya usai melihat satu persatu produk UMKM usaha perempuan mandiri Desa Singkalan.
Dalam kesempatan itu, Gus Muhdlor juga menyerahkan bantuan Sembako dari Baznas Sidoarjo kepada kaum dhuafa. ( Wic )