Jakarta, Jejakjurnalis.com – Dunia berduka. Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik sedunia, telah berpulang pada Senin, 21 April 2024, di usia 88 tahun. Namun, bagi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), kepergiannya bukan sekadar duka bagi Gereja Katolik, melainkan juga kehilangan besar bagi seluruh insan yang merindukan perdamaian, keadilan, dan kasih universal.
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, mengenang Paus Fransiskus bukan hanya sebagai pemimpin agama, melainkan sebagai sosok yang meninggalkan kesan mendalam dalam pertemuan bersejarah mereka di Vatikan, Agustus 2024 silam.
“Saat itu, beliau menyambut kami dengan hangat, seolah tak ada sekat antara kami. Di ruang pertemuan itu, kami merasakan ketulusan seorang Bapa yang menginginkan persaudaraan sejati,” kenang Addin dalam keterangan tertulis, Senin (24/4/2025).
Paus Fransiskus, dengan kerendahan hati dan mata yang penuh welas asih, menyampaikan pesan yang hingga kini terus bergema di hati para pemuda Ansor:
“Jadilah jembatan kasih di tengah dunia yang retak. Jangan pernah lelah merajut persaudaraan. Perbedaan bukan penghalang, melainkan kekuatan.”
Pesan itu, menurut Addin, menjadi peneguh komitmen GP Ansor dalam merawat toleransi dan kebhinnekaan. “Kami merasa diingatkan: perjuangan kami bukan hanya untuk satu kelompok, melainkan untuk kemanusiaan yang utuh,” ujarnya.