Wahai Eksekutif Sidoarjo, Istiqfarlah!

  • Bagikan
Wahai eksekutif Sidoarjo, istiqfarlah! Kalian telah disumpah atas nama Al-Qur’an, diberi amanah untuk memimpin rakyat. Tegas Winarno.
Wahai eksekutif Sidoarjo, istiqfarlah! Kalian telah disumpah atas nama Al-Qur’an, diberi amanah untuk memimpin rakyat. Tegas Winarno.

Wahai eksekutif Sidoarjo, istiqfarlah! Kalian telah disumpah atas nama Al-Qur’an, diberi amanah untuk memimpin rakyat bukan untuk bertengkar dan mempertontonkan perpecahan di depan publik.

Rakyat kini menjadi saksi sekaligus korban dari disharmoni kepemimpinan yang kian memalukan.

Sebagai warga Sidoarjo, kami merasa sedih dan kecewa memiliki pemimpin yang saling berebut pengaruh alih-alih berlomba berbuat baik.

Konflik ini bukan hanya mencoreng wibawa pemerintahan daerah, tapi juga melukai kepercayaan masyarakat yang telah menaruh harapan besar pada kalian.

Layaknya anak-anak dalam rumah tangga, ketika orang tua bertengkar, anaklah yang paling tersakiti. Begitulah rakyat Sidoarjo hari ini menjadi korban psikologis dari konflik berkepanjangan para pemimpinnya.

Lebih menyedihkan lagi, pertikaian ini telah menjadi tontonan nasional, seolah Sidoarjo tak lagi punya ruang musyawarah, hanya panggung drama politik yang dipertontonkan terbuka.

Padahal, jika persoalan ini murni soal tupoksi dan perbedaan pandangan kerja, mestinya bisa diselesaikan dengan duduk bersama secara dewasa dan bermartabat.

Namun yang tampak justru perebutan kewenangan, tarik-menarik pengaruh, dan aroma kepentingan pribadi serta politik yang begitu kental.

Wahai Eksekutif Sidoarjo, Istiqfarlah! LSM LIRA DPD Sidoarjo melihat, konflik ini bukan pertikaian demi kesejahteraan rakyat, melainkan perebutan panggung kekuasaan yang dibungkus dengan alasan prinsipil.

Ada kesan kuat bahwa ego pribadi lebih diutamakan ketimbang tanggung jawab moral sebagai pemimpin daerah.

Ingatlah kembali janji kalian saat Pilkada dulu “Bersih dan Anti Korupsi.” Sebuah janji yang kini terasa hambar di tengah kegaduhan yang justru berpotensi membuka peluang penyalahgunaan anggaran.

Ketika komitmen kerja yang bersumber dari APBD diperdebatkan, publik justru melihat bayangan suram tentang bagaimana uang rakyat bisa dipolitisasi untuk kepentingan tertentu.

Kami, dari LSM LIRA DPD Sidoarjo, menyuarakan dengan tegas:

Berhentilah berseteru di hadapan rakyatmu!

Istiqfarlah, dan sadarlah bahwa amanah kepemimpinan bukan panggung ego, melainkan ladang pengabdian.

Jika konflik ini hanyalah sandiwara politik untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu sensitif di Sidoarjo, maka itu lebih menyedihkan lagi.

Rakyat bukan penonton yang mudah dikelabui. Mereka menilai, mereka mencatat, dan pada waktunya mereka akan menagih pertanggungjawaban moral dan politik.

Sidoarjo tidak butuh pemimpin yang pandai bersandiwara, tetapi yang berani berbenah dan berjiwa besar. Kekuasaan itu amanah, bukan anugerah tanpa batas.

Dan jika lupa akan makna sumpah di atas Al-Qur’an, mungkin benar yang pertama harus dilakukan bukan rapat koordinasi, melainkan istiqfar bersama.

Penulis: Winarno HD, ST, SH, MHum

 

✍️ Tentang Penulis: Winarno HD, ST, SH, MHum adalah Bupati LSM LIRA Sidoarjo yang juga kolumnis Jejakjurnalis.com dan Awosmedia.com yang konsisten menulis refleksi sosial, politik, dan budaya Sidoarjo dengan gaya bahasa sindiran yang tajam namun menyejukkan.

Baca juga: Pemerintah Kawal Evakuasi Santri Ponpes Al Khoziny

 

Teguh M

  • Bagikan