Surabaya, Jejakjurnalis.com,- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) kembali menunjukkan komitmen dalam memperkuat sumber daya manusia bidang sanitasi.
Dinkes Jatim bersama DR Koen Irianto Uripan S.H., S.M., M.M. melaksanakan Pelatihan Peningkatan Sanitarian Angkatan IV di MiniLab Teknologi Tepat Guna (TTG) Sanitasi, Surabaya.
Pelatihan yang berlangsung padat sejak pagi hingga menjelang Maghrib diikuti 20 orang sanitarian dari Kota Surabaya dan 2 orang sanitarian dari Kabupaten Lamongan.
Pelatihan menghadirkan narasumber utama Dr. Koen Irianto Uripan, S.H., S.M., M.M., pakar sanitasi dan pengembang TTG STBM 5 Pilar. Sementara Dinkes Jatim menugaskan staf STBM Provinsi, Hanif Hartawati, untuk membuka kegiatan mewakili dinas.

Dalam satu sesi pemaparannya, Dr. Koen menekankan bahwa penguatan SDM adalah inti keberhasilan sanitasi.
Menurutnya, teknologi dapat diproduksi, sarana bisa dibangun, tetapi perubahan perilaku takkan terjadi tanpa pendampingan yang tepat.
Baca juga: Digitalisasi Keuangan Sidoarjo Raih 2 Penghargaan Nasional
“Sanitarian adalah garda depan. Mereka yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena itu, penguasaan teori dan praktik harus seimbang,” ungkap Dr. Koen dalam materinya mengenai perubahan perilaku kesehatan lingkungan.
Setelah materi perilaku diselesaikan secara utuh, peserta memasuki sesi teknis mulai dari perawatan toilet, septictank, kloset leher angsa, hingga kloset SATO hemat air.
Peserta diajak memahami struktur, kesalahan umum, dan solusi teknis yang praktis diterapkan ketika menemukan kerusakan sanitasi di lapangan.
Keistimewaan angkatan ini adalah praktik langsung pembangunan Grease Trap Komunal dan pabrikasi Grease Trap WCKOEn, produk TTG yang sudah banyak digunakan dalam pengendalian lemak dapur di permukiman padat.
Peserta juga memotong bahan, merakit, hingga memahami alur penyaringan lemak secara langsung, sehingga para sanitarian paham penerapannya.
Sesi dilanjutkan dengan praktik IPLCRT (Instalasi Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga), di mana peserta membuat Mini Filter sebagai replika sistem filtrasi air.
Setiap peserta membawa pulang Mini Filter tersebut untuk dijadikan alat edukasi di daerah masing-masing.
Pelaksana kegiatan, Ika Puspita Sari, menjelaskan bahwa pendekatan praktik adalah kekuatan utama pelatihan ini.
“Kami ingin peserta tidak hanya pulang dengan teori, tetapi membawa bukti nyata bahwa TTG itu sederhana, murah, dan bisa diaplikasikan di rumah tangga,” ujarnya.
Peserta dari Lamongan, Fara, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. Ia menilai materi yang diberikan sangat relevan dengan persoalan sanitasi di wilayahnya.
“Nanti akan saya laporkan ke atasan agar Dr. Koen bisa melatih sanitarian lainnya di Lamongan,” ucapnya.
Perwakilan sanitarian Surabaya juga menyampaikan bahwa pelatihan ini menambah kepercayaan diri mereka dalam mendampingi masyarakat.
“Happy sekali ikut pelatihan ini. Ilmunya bisa langsung kami implementasikan ke warga,” kata salah satu peserta.
Pelatihan Angkatan IV ini menjadi langkah nyata Dinas Kesehatan Jawa Timur dalam menguatkan kapasitas sanitarian dan mempercepat pencapaian target STBM 5 Pilar secara berkelanjutan di seluruh kabupaten/kota.













