Surabaya, Jejakjurnalis.com,- Surabaya raih Sertifikat Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur. Setelah sebelumnya berhasil meraih 2 kali penghargaan yang sama di tahun 2023 dan 2024.
Sebuah pencapaian luar biasa yang tidak hanya membanggakan Kota Surabaya, tetapi juga menunjukkan komitmennya sebagai pelopor Kota Sehat dengan keberhasilannya dalam mengubah perilaku masyarakatnya menuju hidup bersih dan sehat.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Ketua Tim Verifikasi STBM Provinsi Jawa Timur, drg. Sulvy Dwi Anggraini, kepada Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Dr. Ikhsan, S.Psi., M.M., di kantor Walikota Surabaya, Rabu (16/04/2025).
Sulvy menjelaskan, penilaian dilakukan terhadap 500 warga di 20 kelurahan dari 10 kecamatan. Hasil evaluasi tim verifikasi yang ditandatangani 40 orang, menyatakan bahwa pelaksanaan lima pilar STBM di Kota Surabaya sangat baik, bahkan dalam beberapa aspek telah melampaui target nasional.
“Selamat atas keberhasilan Surabaya meraih penghargaan lima pilar STBM. Surabaya telah menunjukkan komitmen luar biasa. Bukti nyata keberhasilan dalam mengubah perilaku masyarakatnya menuju pola hidup bersih dan sehat,” ucapnya.

Adapun pencapaiannya: Pilar 1, Stop Buang Air Besar Sembarangan (ODF) mencapai 100 persen. Pilar 2, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) mencapai 99,60 persen. Pilar 3, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) di angka 97,20 persen.
Sedangkan Pilar 4, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT) mencapai angka 90,80 persen, dan Pilar 5, Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT) mencapai hingga 84,20 persen.
Dr. Koen Irianto Uripan, S.H., M.M., anggota tim verifikasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, mengatakan Surabaya raih STBM merupakan hasil pencapaian kerja kolektif dan bukti nyata perubahan mindset masyarakat Surabaya.
“Yang dinilai bukan hanya infrastruktur, tetapi perubahan perilaku. Masyarakat Kota Surabaya sudah menjadikan hidup bersih sebagai budaya, bukan sekadar kewajiban. Edukasi dan pembinaan selama ini berhasil menciptakan transformasi yang mendalam dan berkelanjutan,” tegas Dr. Koen Irianto Uripan.
Ia menambahkan, di lapangan tampak jelas peran aktif semua unsur. Mulai dari camat, lurah, kader kesehatan, PKK, hingga RT/RW. Surabaya layak menjadi contoh. Ini bukan hanya soal program, tapi tentang komitmen jangka panjang untuk mengubah perilaku hidup masyarakat.
“Saya menyaksikan sendiri di lapangan, khususnya di Kelurahan Dukuh Menanggal dan Gayungan, mereka tidak hanya tahu, tetapi telah terbiasa menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Hal ini bukan hasil instan, tapi hasil proses edukasi yang konsisten sehingga budaya sehat telah tertanam kuat,” pungkasnya.
Ke depan, Surabaya diharapkan menjadi rujukan nasional dalam penerapan 5 Pilar STBM yang berbasis perubahan perilaku, bukan sekedar seremonial sehingga dapat menginspirasi daerah lain membangun pola hidup sehat.