Surabaya, (Jejakjurnalis.com ) – Menjadi sebuah tantangan tersendiri takkala menyadarkan dan mengajak masyarakat agar melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan tidak buang air besar sembarangan (BABS). Terlebih diwilayah yang sudah terbiasa tidak memahami arti pentingnya kebersihan lingkungan.
DR. Koen Irianto Uripan, tenaga Ahli dalam bidang Pengembangan Perubahan Perilaku dan bidang Sanitasi mengatakan, tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya serta perilaku dari penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke badan/sumber air yang mereka pergunakan juga untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya.
“Di dalam sebuah rumah tangga memiliki “Jamban Sehat” menjadi perhatian utama karena faktor dominan dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu Jamban sehat merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif memutuskan mata rantai penularan penyakit,” ujar Koen.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Koen sejak tahun 2009 bahwa kendala yang dihadapi oleh masyarakat memiliki jamban sehat yaitu, lahan sempit, lama pengerjaan, takut mencemari sumber air, biaya mahal, rumah diatas air serta belum mengetahui teknologi tepat guna. Dan semua kesulitan itu telah dipecahkan oleh Doktor Pasca Sarjana UNAIR ini.
“Kita menggunakan serta mengembangkan teknologi tepat guna dengan model khusus, yang bisa diterapkan dan digunakan dimana saja tak terkecuali di dasar laut ataupun di dasar sungai, meski tantangannya adalah terbentur pada pasang surutnya air laut di muara yang tiba tiba datang,” sambung Koen pada jurnalis Siaptv.com, pada Sabtu (13/05/2023).
Ia katakan pembuatan jamban sehat yang baik tergantung pada pembuatan septic tank. Bak tampung tinja harus kedap agar tidak menimbulkan permasalahan ataupun dampak baru yaitu kontaminasi rembesan air tinja yang dapat mempengaruhi sumber air. Konstruksi harus kokoh sehingga bisa tahan terhadap guncangan juga tekanan.
“Teknologi tepat guna itu telah digunakan dalam proyek pembuatan jamban sehat di Kampung warna-warni atau biasa disebut “Kampung Pelangi” di wilayah Greges Timur Gang Buyuk RT 3 RW 2, Surabaya. Dimana rumah warga berada diatas permukaan air muara sungai, sehingga septic tank dibuat di dasar sungai,” ungkap Dr. Koen.
Awalnya banyak pihak meragukan dalam membuat jamban sehat dengan septic tank didalam air dan cepat bisa dipakai. Namun setelah terwujud, akhirnya semua warga di kampung pelangi minta dibuatkan.
Ketua RT 3 RW 2 Greges Timur Gang Buyuk Kota Surabaya, Suprayitno mengatakan DR. Koen awalnya memberikan bantuan secara gratis jamban sehat kepada salah seorang warga sebagai percontohan sekaligus bukti bahwa dia mampu membuat jamban sehat meskipun septic tank berada didalam air.
“Alhamdulillah dengan adanya jamban sehat buatan DR. Koen sekarang kampung kami bersih dan tidak ada lagi warga yang buang air besar sembarangan ataupun memakai jamban plungtir (nyemplung kintir). Bau tak sedap, tinja tersebar di aliran sungai yang membuat pemandangan tidak nyaman juga sudah tidak ada lagi,” ucap Suprayitno.
Penggiat sanitasi terutama dalam bidang perjambanan ini sangat getol membangun mindset dan motivasi kepada masyarakat dengan golongan apapun. Itu dikarenakan pola hidup bersih dan sehat menjadi sebuah kebutuhan penting didalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat jasmani dan rohani.
Yeni Irawati Kader Kesehatan dan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) Durungbedug, Candi, Sidoarjo, mengatakan bahwa kampung pelangi ini sebagai contoh nyata dan bukti bahwa jamban sehat dapat dibuat dimanapun dengan kondisi apapun.
“Dari mengikuti kunjungan DR. Koen saat ini telah membuat saya terkesan banget serta tidak menyangka jamban sehat bisa dibuat di rumah panggung yang notabene diatas muara sungai, dan ini bisa diterapkan juga di wilayah Sidoarjo nantinya,” ungkapnya.
Keberanian Koen berbuat untuk masyarakat memberikan inspirasi kepada banyak pihak yang terkait dalam bidang sanitasi maupun bidang kesehatan lingkungan. Terobosan yang dilakukan mampu mengubah pola pikir dan cara pandang orang terkait problematik membuat dan memiliki jamban sehat.
( Tgh )